Kejar Peringkat Pertama Global Muslim Travel

Indonesia berkeinginan dapat menduduki posisi pertama pada Global Muslim Traveloleh institusi riset liburan halal internasional, Crescent Rating. GMTI ialah pemeringkatan negara dengan destinasi liburan halal terbaik yang akan dirilis hari ini.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, sasaran peringkat pertama dikejar oleh Indonesia sebab ketika ini mulai diperhitungkan sebagai salah satu negara dalam industri pariwisata halal dunia. “Sasaran kita pasti peringkat satu. Tetapi, kelihatannya memang agak berat,” kata Arief terhadap wartawan di kantornya.

Arief mengatakan, untuk menduduki posisi pertama setidaknya ada dua negara yang patut dihadapi Indonesia, merupakan Malaysia dan Uni Emirat Arab. Kedua negara itu, berdasarkan Arief, tak gampang ditumbangkan dalam kompetisi industri pariwisata halal kelas dunia.

Pada GMTI Crescen Rating 2018, untuk outbound di puncak Indonesia sudah menduduki posisi kedua dengan skor 72,8. Nilai hal yang demikian sama dengan skor yang didapat oleh UEA. Sementara, posisi pertama diraih oleh Malaysia dengan sempurna skor 80,6.

Posisi kedua yang diduduki Indonesia, berdasarkan Arief, sudah mengalami pembetulan dari tahun ke tahun. Sebagai perbandingan, dia mengatakan pada tahun 2015 Indonesia baru bisa menduduki peringkat keenam. Peringkat Indonesia kembali naik ke posisi keempat pada 2016.

“Memang dua negara ini tak gampang ditumbangkan. Tetapi, jika tak menumbangkannya kini akan sulit. Jadi kita lihat saja,” kata Arief.

Arief mengatakan, untuk terus mengoreksi industri pariwisata halal. Indonesia telah mempunyai indikator pengukuran berupa Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) yang mana diaudit seketika oleh Cresscent Rating. IMTI hal yang demikian sudah digunakan mulai tahun 2018 dan akan terus dilanjutkan. Adapun 10 destinasi liburan halal terbaik berdasarkan IMTI 2019 merupakan Lombok, Aceh, Jakarta, Sumatera Barat, Yogyakarta, Jawa Barat, Kepulauan Riau, Malang Raya, Jawa Tengah, serta Makassar dan sekitarnya.

Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan, menambahkan, semenjak tahun 2015 pemerintah telah memutuskan branding halal untuk menunjang pengembangan industri pariwisata dalam negeri. Oleh karena itu, peringkat pertama patut diraih Indonesia untuk dapat lebih diketahui dunia.

PPHI juga mencatat, rata-rata pengeluaran pelancong mancanegara (wisman) Muslim ke Indonesia, mengeluarkan uang sampai 1.100 dolar AS per orang per kunjungan. Khusus pelancong asal Arab Saudi, rata-rata pengeluaran malah berkisar 2.000 sampai 2.200 dolar AS oer orang per kunjungan.

Besarnya pengeluaran itu, menciptakan liburan halal sebagai pasar utama dalam industri pariwisata nasional seperti travel ke papua paradise.